Kamis, 04 Oktober 2012

Sel yang Peka Rangsangan di Kulit



Ada suatu pemikiran bahwa indra perasa dan rasa sakit hanya tergantung pada otak. Penemuan terbaru membuktikan bahwa pada kulit ada sel yang peka terhadap rangsangan tanpa seseorang merasakan sakit. Ketika seorang dokter menguji rasa sakit pasien yang mengalami luka bakar, ia memeriksa kedalaman luka bakar tersebut dengan peniti. Jika pesien merasakan sakit, dokter akan senang karena hal itu menunjukkan bahwa luka bakar tersebut dangkal dan sel yang peka rangsangan masih utuh. Di sisi lain, jika pasien tidak merasakan sakit, itu menunjukkan terjadinya luka bakar yang dalam dan sel yang peka terhadap rangsangan tersebut telah rusak.

Al-Qur’an telah memberikan petunjuk tentang adanya sel yang peka terhadap rangsangan melalui ayat berikut :

Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan yang lain (baru), supaya mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (4:56)

Prof. Tagatat Tejasen, Pemimpin dari Departemen Anatomi Universitas Chiang Mai di Thailand telah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti tenteng sel yang peka terhadap rangsangan. Pada awalnya ia tidak percaya bahwa Al-Qur’an telah menyebutkan fakta ilmiah ini 1400 tahun yang lalu. Ia kemudian mempelajari terjemahan beberapa ayat Al-Qur’an tertentu. Prof. Tejasen sangat terkesan dengan dengan ketelitian ayat-ayat Al-Qur’an. Pada Konferensi Medis Saudi ke-8 yang diadakan di Riyadh tentang Tanda-tanda Ilmiah Al-Qur’an dan Sunnah, ia menyatakan di muka umum “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad saw adalah utusan-Nya”.




Referensi :

 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 2002.

Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, Penerbit Al-Qur’an Qomari, Solo, 2010.

Naik, Z.dan G. Miller, Keajaiban Al-Qur’an dalam Telaah Sains Modern, Penerbit Media Ilmu, Yogyakarta, 2009.

Selasa, 02 Oktober 2012

Indra Pendengaran dan Penglihatan




Penelitian-penelitian modern terhadap perkembangan embrio (janin) manusia menemukan bahwa embrio dapat mendengar bunyi-bunyi setelah minggu ke-24. Sesudah itu, indra penglihatan berkembang pada minggu ke-28, selaput jala menjadi peka untuk diterangi.

Ayat-ayat Al-Qur’an berikut berhubungan dengan perkembangan indra pada embrio,

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (76:2)

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (32:9)

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (23:78)

Dari beberapa ayat Al-Qur’an di atas, indra pendengaran disebutkan sebelum indra penglihatan. Dengan demikian uraian Al-Qur’an sangat cocok dengan penemuan-penemuan modern di bidang embriologi (ilmu janin).




Referensi :

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 2002.

Al-Qur’an Terjemah Paralel Indonesia Inggris, Penerbit Al-Qur’an Qomari, Solo, 2010.

Naik, Z.dan G. Miller, Keajaiban Al-Qur’an dalam Telaah Sains Modern, Penerbit Media Ilmu, Yogyakarta, 2009.

http://www.papisma.org